Stroke umumnya dialami oleh orangorang berusia lanjut. Namun Jackson, remaja 14 tahun ini mengalaminya. Semua akibat penyakit yang sangat langka. 4 Maret 2013 lalu menjadi hari yang buruk bagi Jackson, remaja SMP asal Georgia, Amerika Serikat. Saat sedang asyik mengikuti pelajaran olahraga, mendadak remaja 14 tahun itu kejang-kejang hebat.
Beruntung, sekolahnya bertindak sigap. Jackson yang mengalami gejala mirip stroke langsung dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans. Meski hingga kini masih menjalani perawatan, kondisi Jackson berangsur membaik. Ibunda Jackson, Robin Leitch tidak menyangka hal ini terjadi pada putranya yang masih sangat muda.
Dia juga sangat kaget saat melihat salah satu sisi wajah putranya tidak bisa digerakkan. “Saat dibawa ke rumah sakit, dia berusaha tersenyum, tapi salah satu sisi wajahnya tidak bisa bergerak. Padahal sebelum berangkat ke sekolah dia baik-baik saja,” ujar Robin. Saat itu, tim dokter di Kennestone langsung mengambil berbagai tindakan, salah satunya CT scan.
Hasilnya, ada gumpalan darah di otaknya. Jackson positif mengalami stroke. Kaki Robin terasa lemas saat dokter mengatakan hal itu kepadanya. Bagaimana bisa di usia yang sangat muda itu
Jackson mengalami stroke, penyakit yang biasanya menyerang orang tua?
Kekebalan Tubuh Tak Harmonis
Kasus Jackson ini menjadi perbincangan para dokter ahli. Bahkan satu tim dokter yang terdiri dari tim dokter bedah saraf, ahli kardiologi dan beberapa spesialis lainnya berkolaborasi untuk menangani Jackson. Selain berusaha memulihkan kondisi remaja itu, tim dokter juga mencari tahu apa yang sebenarnya menyebabkan Jackson stroke. Jawaban itu baru datang tiga minggu kemudian.
Jackson didiagnosis memiliki penyakit yang sangat langka bernama primary central nervous system vasculitis (PCNSV). Para ahli menyebut, penyakit ini berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh. Menurut para ahli, pasien dengan diagnosis penyakit ini memiliki sistem kekebalan yang komponen-komponennya sulit bekerja sama satu sama lain secara harmonis.
Hal ini akan memicu peradangan dan iritasi di lapisan dinding pembuluh darah otak yang mengakibatkan pembuluh darah menyempit sehingga gumpalan darah mudah terbentuk. “Ini konsekuensi jika Anda terkena peradangan dan iritasi di lapisan dinding pembuluh darah otak,” ujar Dr. Max Wiznitzer, dokter spesialis saraf anak di UH Rainbow Babies & Children’s Hospital.
Saking langkanya, kondisi ini hanya menyerang satu dari 700 anak di penjuru dunia. Saat ini, dokter mengobati pasien PCNSV dengan pemberian kortikosteroid yang disebut prednisone.
Obat ini bertindak sebagai immunosuppressant atau obat untuk menghalangi atau mencegah
aktivitas sistem kekebalan tubuh. Jackson juga telah mulai mengonsumsi obat ini. Sejauh ini, kondisi Jackson terus membaik dan menunjukkan kemajuan yang cukup pesat. Jackson cukup beruntung karena tim dokter berhasil menghilangkan risiko akibat pendarahan di otak sebelum terlambat.
Meski sudah diperbolehkan pulang ke rumah, Jackson masih menjalani sejumlah terapi untuk mengembalikan fungsi bagian tubuhnya yang ‘mati’ akibat stroke. Inilah proses yang lebih sulit.
Proses yang paling sulit untuk pemulihan Jackson adalah pemulihan bicara. Jackson mengalami afasia atau kehilangan kemampuan bicara karena kelainan pada otak, karena itu tim dokter lebih banyak berkonsentrasi pada hal itu. “Ada banyak kata yang tidak dapat dia sebutkan. Butuh waktu lama untuk mengeluarkan kata-kata dari mulutnya,” ujar Robert, ayah Jackson.
Peluang Pulih Besar
Stroke memang sangat menakutkan. Penyakit ini konon menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan. Namun jika mengalaminya pada saat masih muda, peluang sembuhnya lebih besar. Dokter menyebut Jackson masih beruntung karena mengalaminya saat usianya masih sangat muda. Dengan begitu, peluangnya untuk sembuh total sangat besar. Syaratnya, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit sesaat setelah mengalami gejala stroke. Mereka juga harus menjalani sejumlah terapi untuk pemulihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar